Oase



BELAJAR dari Kemenangan Partai Da'wah Islam Turki,
AKP (Partai Keadilan dan Pembangunan) 




Belajar dari Kemenangan AKP Turki –
Subhaanallah… Partai Keadilan dan Pembangunan atau AKP (Adalet ve Kalkinma Partisi) kembali mencatat sejarah fenomenal. AKP memenangi pemilu 12 Juni 2011 dengan suara mayoritas; melampaui jajak pendapat menjelang pemilu yang memprediksi AKP memperoleh 47% suara. Yang luar biasa, suara AKP terus naik dari 34,43% pada pemilu 2002, menjadi 46,47% pada pemilu 2007, lalu 49,85% pada pemilu 2011.

Didukung 21.441.303 suara, AKP berhasil mendapatkan 326 kursi parlemen. Dengan 59,3% kursi yang dimiliki AKP ini, AKP bisa kembali membangun pemerintahan tanpa perlu koalisi. Namun demikian, Erdogan tetap membuka kesempatan untuk berkoalisi dengan partai lainnya.

Kemenangan mayoritas AKP Turki ini tampaknya perlu dipelajari partai Islam, termasuk di Indonesia. Sebab tanpa kemenangan dan menjadi pemerintah, partai Islam belum bisa merealisasikan dakwah yang diembannya secara keseluruhan. Tanpa memenangi pemilu dan memasuki mihwar daulah, partai dakwah belum bisa mewujudkan platform dan kebijakan dakwahnya secara menyeluruh; menebar rahmat bagi bangsa.

Lalu apa rahasia kemenangan AKP yang bisa diadopsi oleh partai Islam, termasuk di Indonesia?
Meminjam istilah DR. Ali Muhammad Ash-Shalabi dalam Fiqhun Nashr wat Tamkin, selain sebab-sebab materiil, untuk memperoleh kemenangan juga diperlukan sebab-sebab maknawi. Keduanya dimiliki AKP dan bisa diadopsi oleh partai Islam lain. Namun sebelum itu perlu dipertegas bahwa kemenangan dakwah adalah pertolongan Allah. Maka sehebat apapun usaha dan strategi pemenangan dakwah, pertama-tama ia harus menggantungkan diri kepada Allah. Meyakini bahwa kemenangan adalah pertolongan Allah dan meningkatkan taqarrub kepada-Nya, dengan demikian menjadi langkah pertama dan paling utama bagi partai Islam, partai dakwah. Dan ini pula yang dimiliki oleh AKP.

Segala bentuk ibadah, komitmen kepada kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya serta teguh di atas tujuan Islam, yang bisa dirangkum dalam istilah “taqarrub ilallah” juga merupakan sebab-sebab maknawi kemenangan. AKP berusaha keras memenuhi hal itu. Meskipun dengan segala keterbatasan di lingkungan eksternal Turki yang masih sangat sekuler, banyak diantara caleg perempuan AKP yang belum “berani” berjilbab. Taqarrub ilallah ini pula yang harus ditingkatkan oleh semua partai Islam sebagai pondasi aktifitas siyasi, tidak terkecuali di Indonesia.

Clean Government
Diantara sebab-sebab materiil kemenangan AKP adalah komitmennya untuk mewujudkan clean government. Pada mulanya, ketika mengikuti pemilu 2002, AKP mengkampanyekan clean government. Masyarakat tertarik dan berharap dengan janji itu. Pemerintahan korup selama 80 tahun sebelumnya ditambah dengan kualitas moral politisi AKP menjadikan masyarakat tak percaya lagi kepada “wajah-wajah lama” dan menaruh harapan kepada AKP. Dari sana AKP mengantongi sekitar 34,43% suara pada pemilu 2002.
“Janji menerbitkan harapan,” tulis Anis Matta dalam Serial Cinta, “tapi pemberian melahirkan kepercayaan.” Demikianlah apa yang dilakukan AKP dan didapatkannya. Kampanye 2002 barulah janji yang membuat rakyat Turki berharap pemerintahan membaik. Harapan itu disalurkan dengan memilih AKP. Lalu setelah menang, AKP mewujudkan janji itu. AKP memberikan kepada Turki apa yang telah ia janjikan; clean government. Maka lahirlah kepercayaan kepada AKP yang terus membesar, mengakumulasi sepanjang waktu hingga pemilu 2007 dan rakyat menjadi lebih loyal dengan memberikan suara 46,47% kepada AKP.
Clean government yang dijanjikan AKP pada kampanye 2002 diwujudkan selama pemerintahannya. Dan dari 2007 hingga 2011, AKP menjaga baik kepercayaan itu. Pemerintahan yang relatif bersih dari korupsi menjadikannya dipercaya kembali oleh rakyat pada pemilu 12 Juni 2011 kemarin. Maka suara pun meningkat menjadi 49,85%.

Mewujudkan pemerintah yang bersih dari korupsi semestinya juga dilakukan oleh semua partai Islam. Sebab, itulah semangat politik Islam, itulah nilai yang diperjuangkan oleh Islam. Itu pula yang menjadikan partai Islam dipercaya; bahwa orang-orang yang dikenal shalih dalam aspek moral juga menjadi orang yang shalih ketika berurusan dengan uang dan kekuasaan. Sekali partai Islam ternoda oleh kasus korupsi, ia bisa kehilangan kepercayaan dalam jumlah besar. Lalu jika kasus korupsi terjadi berkali-kali pada partai Islam, ia bisa kehilangan kepercayaan publik sama sekali.

Memajukan Ekonomi
Setali tiga uang dengan program clean government, AKP berhasil memajukan perekonomian Turki. Bersamaan dengan pemerintahan yang bersih dari korupsi, maka penghematan besar bisa dilakukan dan APBN mengalir lebih besar untuk kepentingan rakyat. Kepiawaian Erdogan dan AKP dalam memperbaiki ekonomi membuat pendapatan per kapita Negara tersebut naik tiga kali lipat pada akhir tahun nanti dibandingkan dengan 2002 ketika kali pertama AKP berkuasa.

Begitu memerintah pada 2002, AKP melakukan perbaikan regulasi untuk investor asing. Undang-undang investasi asing berhasil digolkan pada tahun 2003. Sejalan dengan itu pertumbuhan ekonomi terus meningkat. Pada awal tahun 2011 ini Erdogan telah melaunching proyek-proyek mercusuar di sejumlah kota besar di Turki, terutama Istanbul dan Ankara.

Proyek-proyek mercusurar di bidang kesehatan, olahraga, industri pertahanan, hingga pusat sejarah yang dipresentasikan Erdogan menjadi simbol kemajuan ekonomi di negara itu. Kemajuan ekonomi itulah yang menjadi isu utama kampanye AKP. Prestasi-prestasi ekonomi selama pemerintahan AKP menjadi materi kampanye pemilu 2011 ini.

Di masa ketika pemilih pragmatis seperti sekarang ini, ekonomi menjadi salah satu pertimbangan utama dalam menentukan pilihan. Artinya, partai apa yang dipercaya mampu untuk memajukan perekonomian, maka itulah yang akan dipilih. AKP mampu menunjukkan bukti bahwa di bawah pemerintahannya Turki mencapai kemajuan dalam ekonomi. Sebenarnya, fenomena ini juga sejalan dengan ajaran Islam agar pemimpin melayani kaumnya: “sayyidu qaum khaadimuhum”. Ada pula kadiah lain: bahwa manusia itu akan setia kepada orang yang melayaninya.

Komitmen Moral
Islam sangat mengedepankan akhlak dan moralitas. “Innamaa bu’itstu li’utammimma makaarimal akhlaq.” Sabda Sang Nabi itu menjadi sangat relevan dan seharusnya menjadi prioritas utama Partai Islam. Salah satu kelebihan AKP adalah mengamalkan nilai Islam itu; menjaga moralitas.

Salah satu rival AKP yang kemudian mengalami penurunan suara pada pemilu 2011 ini adalah MHP (Milliyetçi Hareket Partisi). Dari 14,26% pada pemilu 2007, suara MHP turun menjadi 12,97%. Sebabnya tidak lain adalah skandal seks yang menimpa politisi partai itu menjelang pemilu. Mei 2011 kasus amoral itu menjadi pembicaraan meluas yang turut menurunkan suara MHP.

Di saat partai lain –bukan hanya MHP- terlibat skandal amoral, AKP relatif mampu menjaga kualitas moral kadernya sebagai partai berhaluan Islam. Semestinya, ini pula yang harus dipertahankan oleh seluruh partai Islam di negara manapun.

Tokoh Kharismatik
Hampir semua kemenangan-kemenangan besar partai politik didukung oleh adanya tokoh besar pula. AKP juga memiliki poin ini. Recep Thayyib Erdogan, yang kini menjadi Perdana Menteri Turki sekaligus ketua umum AKP merupakan tokoh kharismatik yang dijadikan ikon partai. Maka dalam alat peraga kampanye, baik baliho, spanduk, hingga website, gambar Erdogan mendominasi. Ini menjadi salah satu “marketing value” bagi AKP.

Erdogan menjadi pemimpin kharismatik bukan saja karena kemampuan memimpinnya, tetapi juga kedekatannya dengan rakyat. Dalam banyak kesempatan, Erdogan bertemu dengan rakyatnya dalam berbagai situasi dan tidak mengambil jarak. Komunikasi dan kedekatan itu menjadikan rakyat mencintai pemimpin yang tampil sederhana ini. Erdogan juga suka bertemu dengan anak-anak, termasuk pelajar dan dalam pertemuan-pertemuan itu tampak Erdogan menjadi sahabat yang baik bagi mereka; tanpa jarak atau hambatan komunikasi antara mereka.

Ini juga menjadi salah satu PR bagi banyak partai Islam di Negara lain, termasuk Indonesia. Banyaknya tokoh yang “setara” adalah bagus di satu sisi, namun di sisi yang lain merupakan kelemahan karena sulitnya mencari tokoh sentral yang yang menjadi ikon partai seperti Erdogan.

Isu Kampanye, Komunikasi Publik
AKP tampaknya tahu persis apa yang “marketable” dari sejumlah kebaikan dan pelayanan yang telah diberikannya kepada rakyat selama ini. Meskipun AKP memiliki agenda dakwah, yang tampak nyata dengan upaya melegalisasi jilbab, desekuralisasi, dan sebagainya, AKP tahu itu bukan isu yang tepat untuk diekspose menjelang pemilu. Mengingat juga, cengkeraman sekularisasi di Turki telah mengakar hampir satu abad lamanya.

Dua hal utama yang kemudian diangkat menjadi isu utama kampanye pemilu 2011 ini adalah ekonomi dan demokrasi. Dan pada kedua poin ini AKP telah menanam saham cukup besar. AKP telah mampu meningkatkan ekonomi Turki hingga mengalami kemajuan yang signifikan. Sementara pada aspek demokrasi, AKP membuka kran kebebasan bagi masyarakat Turki untuk menyuarakan aspirasinya, sekaligus mengaktualisasikan dirinya. Tentu saja demokratisasi ini menjadi angin segar bagi umat Islam yang selama empat dekade terbatasi dalam menjalankan aktifitas keislamannya. Demokratisasi diterima oleh mayoritas publik; dakwah Islam bisa berkembang, aspirasi masyarakat juga terakomodir.

Selama masa kampanye –bahkan jauh hari sebelumnya- Erdogan dan tokoh-tokoh AKP membangun komunikasi yang relatif intens dengan konstituennya. Di panggung kampanye, AKP memilih bahasa yang tepat dengan konstituen yang dihadapinya. Bentuk komunikasi lain seperti alat peraga juga didesain khusus untuk memenangkan pemilu sesuai dengan keunggulan AKP sekaligus dipertemukan dengan “selera” publik. “Ekonomide, Demokraside,” demikian bunyi baliho dan spanduk AKP yang tersebar selama masa kampanye, sejalan dengan keunggulan yang dimiliki AKP.

Berorientasi pada pelayanan kepada rakyat, lalu mengartikulasikan keunggulan-keunggulan itu menjadi isu utama kampanye serta menuangkannya dalam bentuk paling tepat sesuai “selera” publik, harusnya juga dilakukan partai Islam manapun. Hingga akhirnya kemenangan menjadi buah dari benih kebaikan yang ditanam sepanjang masa; seperti dipetik AKP yang kini kita saksikan bersama.
Wallaahu a’lam bish shawab.

diambil dari laman web Berita PKS

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

My True Story
Edisi lengkap ;
"Bukan hanya di Negeri Dongeng ; 
Kisah Sukses Pengusaha Muslim 60 Top Leader HPA"
Edisi 1, PJS Corps, Januari 2011
 


PERJALANAN PANJANG MENITI JALAN SUKSES HPA

Perjalanan panjang mengarungi samudera kehidupan, saya tempuh dengan banyak menjadi pembelajar dalam universitas kehidupan ini. Dimulai dari 29 tahun yang lalu, saya dilahirkan dari sebuah keluarga yang kuat dan taat dalam agama, dan sangat concern pada dunia akademik dan keilmuan. Hidup dari perpaduan dua unsur budaya Indonesia timur, hasil perkawinan dari seorang ayah bersuku Bugis dari tanah Luwu Sulawesi Selatan dan seorang ibu bersuku Ternate Maluku Utara. Tradisi akademik sangat kental dalam lingkungan keluarga, karena minat dan orientasi ayah pada keilmuan yang sangat besar. Hal inilah yang juga membuat kecenderungan saya pada dunia keilmuan sangat besar, dan memberikan banyak pengaruh dalam perjalanan hidup di kemudian hari. Saya dibesarkan sebagai seorang anak bungsu dari 4 bersaudara, dengan rentang waktu usia yang sangat jauh. Kakak pertama, Ir. Djenial Abdi Aslinuddin Ramly Bandy berbeda umur dengan saya 16 tahun, dengan kakak kedua, Any Perawaty Rafiuddin Ramly Bandy berjarak 15 tahun, dan dengan kakak ketiga, Muhammad Aly Ramly Bandy berselisih 11 tahun. Sehingga masa kecil saya, adalah masa tanpa teman di rumah, karena kakak-kakak yang berusia sudah besar dan memiliki dunianya sendiri. Namun, alhamdulillah saya memiliki banyak teman sejak kecil sampai sekarang, karena Allah swt memberikan kemampuan interaksi sosial yang baik pada saya sejak kecil.

Dibesarkan di sebuah lingkungan yang sangat dekat dengan dunia kesehatan dan medis, latar belakang ayah adalah seorang ahli gizi pasca sarjana jebolan FKM UI yang bertugas di Badan Litbang Pusat bagian Penyakit Menular dan Tidak Menular Departemen Kesehatan RI., dan buku-buku beliau tentang endemik sangat menarik minat saya sejak masih SD. Sedangkan ibu adalah praktisi kebidanan yang telah menjadi bidan senior dan bertugas di Biro Kontrasepsi BKKBN Pusat, cerita-cerita beliau tentang dunia persalinan dan kebidanan menjadi pengetahuan tambahan bagi saya sejak kecil. Saya pun, lahir dan besar di lingkungan Komp. Perumahan Dep.Kes.RI., sehingga minat saya pada dunia kesehatan khususnya medis sangatlah besar. Sejak kecil saya pun bercita-cita menjadi dokter, dan itu menjadi harapan besar ayah dan ibu (semoga Allah menyayangi keduanya).

Allah memberikan banyak kelebihan dan potensi pada diri saya sejak kecil, di antara 4 bersaudara, saya lah yang paling banyak mendapatkan prestasi khususnya dalam bidang akademik dan dunia keorganisasian. Hal ini pulalah yang mengantarkan saya pada perkenalan pertama kali dengan HPA dalam sebuah acara sosialisasi HPA bersama Bapak Muhammad Iwan dalam kegiatan Dauroh Awalan Aktifis Da’wah Kampus FMIPA Universitas Negeri Jakarta, yang kemudian dengan semangat ke-Islam-an dan kedekatan pada keilmuan yang saya pelajari, membuat saya saat itu menyatakan bergabung bersama HPA. Namun karena kurangnya pembinaan dan interaksi pada kegiatan HPA, juga sibuknya aktifitas kampus, membuat saya tidak begitu fokus dan tidak terlalu menggeluti HPA. Namun, menjelang akhir 2002 saya dipertemukan dengan salah seorang mantan menthor Rohis (Rohani Islam) saya saat di SMUN 1 Jakarta, yaitu Bang Maulana Gatot Apriyanto (semoga Allah menjaganya selalu) biasa saya sapa dengan Bang Gatot. Beliaulah yang mengajak saya kembali menekuni HPA, dan akhirnya di Ruang Audiovisual SMUN 1 Jakarta saya bersama kakak saya Djenial Ramly menyatakan komitmen bersama berjuang di HPA. Momen ini pula yang memperkenalkan saya pertama kali dengan Pak Erwin (semoga Allah menyayanginya) dalam program Arisan Sehat Keluarga (Arsega) yang menjadi andalan saat itu di jaringan beliau.

Seiring perjalanan waktu, saya mulai membangun jaringan kampus dan di masa-masa awal cukup signifikan pergerakannya. Hanya saja, karir organisasi saya di kampus terus meningkat sampai di tingkat nasional, seiring juga dengan terus meningkatnya beban akademik saya yang semakin mendekati masa kelulusan, membuat saya tidak terlalu fokus pada HPA. Namun saya tetap berinteraksi dan komitmen pada HPA (tidak pernah berhenti), sehingga rekan-rekan kampus mengidentikkan HPA dengan diri saya. Masa ini 2002 – 2004 adalah masa saya melatih komitmen bersama HPA, bagi saya saat itu (yang pada dasarnya tidak menyukai MLM), inilah satu-satunya untuk yang pertama, terakhir , dan selamanya saya masuk dan bergelut di dunia MLM. Disebabkan HPA memiliki kekhasan yang tidak saya temukan di tempat lain, yaitu ciri dan visi ke-Islam-annya dan kedalaman ilmu pengetahuan kedokterannya, yang menjadi pondasi dasar serta alasan terkuat saya bergabung bersama HPA sejak awal.

Alhamdulillah, saya dapat menyelesaikan semua amanah kampus hingga di tingkat universitas dan nasional dengan baik, berbarengan dengan kelulusan studi saya dengan prestasi gemilang, hanya dalam masa 4 tahun studi. Di malam menjelang sidang ujian skripsi, saya ditelepon oleh Pak Erwin yang meminta saya menjadi Dosen HHC (awal nama NHC). Saat itu, secara jujur saya tidak ada pikiran dan juga tidak termasuk dalam planning hidup saya untuk fokus di HPA pasca kampus, saya hanya akan tetap berkomitmen pada HPA, tapi tidak untuk menjadikannya tumpuan hidup (nafkah/rizki) saya. Sehingga saya katakan ke Pak Erwin nanti jawabannya setelah saya turun jabatan Sekjend IKAHIMKI (Ikatan Himpunan Mahasiswa Kimia Indonesia) di UNAIR Surabaya pada awal September 2004. Secara singkat, setelah berdiskusi panjang dengan kakak saya Djenial Ramly, dan Ibu saya, saya putuskan mengambil tantangan untuk membantu kakak saya mengembangkan HPA melalui NHC di Makassar. Keputusan ini sangat berat, karena saya akhirnya harus melepas peluang kerja di sebuah perusahaan Indonesia-Jerman PPLi sebagai R & D Laboratories, dan peluang menjadi Dosen di almamater saya, dan kesempatan mendapatkan beasiswa studi S2 Kimia di luar negeri. Sebuah keputusan, yang di minggu-minggu awal saya di Makassar membuat saya sempat menangis dan merasa telah salah mengambil keputusan. Namun hal ini, di saat itu tidak pernah saya ceritakan kepada siapa pun. Hingga akhirnya saya mengatakan, inilah jalan saya, jalan yang harus ditempuh.

Disertai semangat juang yang tinggi, bersama semua tim solid NHC Makassar generasi awal saat itu, HPA melalui NHC dapat meneguhkan dirinya di Kota Makassar, Takalar, Palopo, Sengkang, Soppeng, Sidrap, Mamuju (Sul-Bar) dan sekitarnya hanya dalam tempo kurang dari 7 bulan. Hanya saja saat itu, yang berkembang di Sulawesi hampir lebih dari 80% adalah cross line saya di bawah jaringan kakak saya Djenial Ramly. Sementara jaringan saya tidak terlalu berkembang, karena berbasis kampus, sementara saya pun lebih berkutat pada urusan manajemen NHC dan membantu jaringan lainnya (yang saat itu lebih berkembang pesat), dibandingkan pengembangan bisnis jaringan sendiri. Hingga akhirnya pada bulan Juli 2005 saya kembali ke Jakarta.

Pasca TFT NHC Bandung, saya memberanikan diri menyempurnakan separuh ad-diin, kemudian belajar bekerja di beberapa perusahaan, sambil terus mengembangkan jaringan saya yang ada di Jakarta, Bekasi, dan Lampung. Lampung sendiri saya buka ketika saya masih fokus di Makassar, dan untuk pembinaannya lebih banyak dibantu oleh kakak saya Djenial Ramly, terutama setelah saya mulai bekerja sebagai pegawai di beberapa perusahaan, karena terkait keterbatasan waktu yang ada. Sementara jaringan Jakarta dan Bekasi tetap saya yang jalankan pembinaannya, meskipun kurang optimal. Namun satu hal yang harus menjadi perhatian penting, bahwa saya tidak pernah berhenti menjalankan HPA dalam kondisi apapun.

Masa saya berinteraksi dengan HPA semakin hangat, ketika saya di tahun 2006 dipercaya untuk masuk menjadi Manajemen Al Wahida Learning Center (ALC) bersama tim ALC lainnya, hingga berakhir di Desember 2007. Di masa ALC inilah saya mengikuti perkembangan HPA secara intens, namun perkembangan jaringan HPA tidak terlalu pesat khususnya jaringan Jakarta, Bekasi, & Makassar. Sementara jaringan Lampung sangat pesat perkembangannya. Inilah yang akhirnya membuat saya, harus cukup terseok-seok mengimbangi laju perkembangan jaringan saya sendiri di Lampung. Dan membuat saya cukup termotivasi untuk menjaga izzah dan integritas diri saya.

Hingga akhirnya, tahun kejayaan itu pun datang, mulai dari M-Boom di tahun 2007, saya memulai dengan merubah frekuensi saya untuk benar-benar masuk menjadi frekuensi pebisnis, kemudian saya mengkonsolidasikan jaringan saya di Jakarta – Bekasi, dan mulai fokus pada kesuksesan HPA sejak PBC pertama, hingga Allah memberi keberkahan pada saya menutup tahun 2007 dengan menjadi Pengarah Jati di bulan Januari 2008, atas usaha dan kerja keras, dorongan dan bantuan luar biasa dari Ibu dan istri tercinta, juga dari up line terbaik sekaligus kakak saya Djenial Ramly, dan dukungan jaringan serta semua leader yang membantu saya. Tahun 2008 saya pastikan menjadi tahun awal kejayaan saya di HPA. Dan pada bulan Maret 2008 seiring dengan lahirnya jundi kedua, dan bersamaan menempati rumah baru, saya resmi menjadi PJS termuda di Indonesia dan Internasional. Buat saya ini keberkahan luar biasa yang tak terduga secepat itu. Dan rasa syukur semakin bertambah saat Allah memudahkan saya untuk dapat memiliki mobil hasil jerih payah sendiri yang dapat saya banggakan.

Perkataan yang saya selalu ulang dalam pikiran saya adalah, saya sejak masih sangat belia hingga masa kampus, mengukir banyak prestasi gemilang di bidang akademik, sosial, dan organisasi. Hidup saya penuh prestasi. Dan saya meyakini, masa pasca kampus (kehidupan yang nyata) juga adalah masa penuh prestasi. Saya meyakini diri saya memiliki talenta luar biasa, dan saya sangat meyakini, bahwa saya memang dilahirkan untuk menjadi pemimpin dan pemenang yang berprestasi. Tekad untuk membuktikan inilah yang menguatkan diri saya untuk sukses di MLM yang pertama, terakhir, dan selamanya buat saya. Azzam untuk mengangkat harga diri, martabat keluarga, dan hidup sejahtera penuh berkah yang menguatkan diri saya untuk bangkit dan membuktikan integritas diri saya sebagai pemenang. Dan satu hal yang pasti, bahwa saya tidak pernah berhenti menjalankan HPA dalam kondisi apapun.


Tulisan ini saya dedikasikan kepada ….
 Ibunda dan Ayahanda tercinta, yang karena bimbingannya, didikannya sejak kecil, dan doa yang tulus tiada pernah henti, semoga Allah swt memberikan kebahagiaan kepada keduanya hingga Syurga-Nya. Juga untuk Kakanda tercinta saya, Djenial Ramly, yang telah menjadi kawan dan teman perjuangan sejati, dalam merintis karir kesuksesan bersama di HPA, semoga Allah kuatkan ikatan persaudaraan ini hingga Jannah-Nya.

Dan buat seluruh TIM SOLID saya yang luar biasa, Ibu Neni Evaliansi dan Pak Hadin Atmawijaya, ukhti Novita Silvarina, akh Tommyda beserta istri, akh Chepy dan istri, ukhti Iyet, Ibu Mery Anas, Ibundanya Salsa yang sejak awal telah memberi dukungan luar biasa,  ukhti Salsa beserta seluruh Tim Mahasiswa UNJ, ukhti Santi Supratman, dr.Ummi Majidah beserta Tim Awal HPA dari FK UNHAS Makassar, ukhti Lina Nurlina dan akhi Awal Rahmat dan seluruh Tim HPA Pinrang Sulawesi Selatan, akhi Muliadi Ali, ukhti Nurhayati Abbas dan akh Feisa Medlar beserta keluarga dan seluruh Tim HPA Bekasi dan sekitarnya, akh Agus Kurniawan dan istri beserta seluruh Tim HPA Bekasi, Tegal, dan Purwakarta, akhi Windu dan istri, ukhti Suherlina dan Suami dan seluruh rekan Pejuang HPA jaringan saya di manapun Anda berada. Semoga kesuksesan untuk antum semua, dunia dan akhirat.

Juga, dengan penuh rasa ta’zhim dan ihtiram kepada Tim Leader cross line, yang telah berjuang berkolaborasi dan bersinergis bersama merintis karir di HPA. Untuk Kak Puji, Kak Indaria Suddin dan akh Imran Sam, Kak Sri, Bu Nini, Ani-Takalar, Pak Syafruddin, Pak Hasruddin, Pak H.Bahtiar beserta seluruh Tim Sengkang, Soppeng, Bone, Mamuju, Takalar dan Sulsel seluruhnya, untuk ukhti Anti dan Tim Palopo Sulsel, Bu Ratu Ira dan Kak Sudarmadi beserta Tim Bogor dan Banjarmasin, dan semua Tim Leader HPA yang telah ikut membantu rintisan karir saya di HPA. Rasa hormat dan bangga tiada terkira telah berkolaborasi dengan antum semua, meski kita berbeda jaringan.

Tiada lupa, juga untuk keluarga besar kami, yang telah memberikan bantuan spirit dan materiil. Untuk Tante Aisyah Bandie dan keluarganya, yang telah berkenan menjadikan rumahnya di Antang Makassar sebagai Markas dan Sekretariat HPA pertama dalam perjuangan di HPA, untuk Kak Ipa di Antang Makassar yang juga rumahnya jadi Markas HPA kedua, untuk Tante Muna dan keluarga di Makassar, yang juga berkenan menjadi rumah transit bagi kami untuk bermalam, dan seluruh keluarga besar, moga Allah swt membalas kebaikan tiada terkira ini, dengan nikmat keberkahan yang besar.

Dan yang paling special, untuk istri tercinta Leoni Arvia yang dengan penuh kesabaran, keikhlasan, dukungan, dan doa tiada henti, yang ikhlas menjadi pendamping dan madrasah pertama bagi anak-anak kami, Raihanah, Khalid, dan Bilal, dan insya Allah berikutnya menanti. Semoga Allah anugerahkan Syurga dan kebaikan melimpah di dunia-akhirat.

Kisah yang tertulis ini, tidak dapat menggambarkan segenap perasaan yang bergejolak, semangat yang membara, air mata dan keringat yang menetes, penderitaan yang dilewati, dan kebahagiaan yang dinikmati, dalam perjuangan bersama HPA dan teman-teman seperjuangan yang ikhlas berjuang bersama di jalan da’wah ini.


KUALIFIKASI DIRI


VISI 20 TAHUN
Menjadi professional bisnis multi talenta dan multi manfaat, dengan jaringan bisnis HPA minimal di Asia Tenggara, dengan kemampuan berzakat minimal Rp.100.000.000,- per bulan insya Allah

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
·       Kimia FMIPA Universitas Negeri Jakarta (UNJ),  Th. 2000 - 2004.
·       Ilmu Hama dan Penyakit Tanaman (HPT) FP Universitas Sriwijaya, Th. 1999 (tidak sampai selesai)
·       SMU Negeri 1 Jakarta, Th. 1996 - 1999.

PENGALAMAN ORGANISASI
·       Sekretaris Jenderal Ikatan Himpunan Mahasiswa Kimia Indonesia (IKAHIMKI) 2002 – 2004.
·       Sekretaris Jenderal BEM UNJ 2004.
·       Kepala Departemen Pendidikan dan Sains BEM FMIPA UNJ, 2002 – 2003
·       Ketua Umum BEM Jurusan Kimia FMIPA UNJ, 2001 – 2002.
·       Ketua Dewan Tanfidziyah Majelis Koordinasi Da’wah (MADINAH) SMUN 1 Jakarta, 2000 - 2001
·       Kepala Departemen Kaderisasi Badan Wakaf & Pengkajian Islam (BWPI) FP Unsri, 1999
·       Ketua Umum Rohani Islam SMUN 1 Jakarta, 1997 – 1999.
·       Ketua Remaja Islam Masjid Nurusysyifa’ Dep.Kes. Jakut, 1996 – 1998.
·       Dll, dalam banyak aktifitas keorganisasian dan kemasyarakatan.

KARAKTER DIRI
·       Memiliki kemampuan leadership yang kuat dan efektif.
·       Dapat bekerja dalam satu tim yang solid dan bervisi.
·       Bekerja secara sistematis dan terencana.
·       Memiliki kemampuan manajerial yang cakap.
·       Memiliki kemampuan adaptasi yang cepat, dan mampu belajar cepat.
·       Memiliki keinginan kuat untuk selalu menjadi yang terbaik dan terdepan.

MOTTO HIDUP
·       Hidup dalam kemuliaan Islam, dan mati meraih gelar syuhada (‘isy kariman aumut syahidan)
·       Saya memang dilahirkan sebagai PEMIMPIN dan PEMENANG ...!!!


IDENTITAS PRIBADI

Nama Lengkap                        : Zulchaidir Berliana Firly Ramly Bandie, S.Si
Nama Panggilan                      : Firly.
Tempat, tanggal lahir              : Jakarta, 5 September 1981
Kepangkatan di HPA               : Pengarah Jati Emas (PJE),
                                                  & Pengarah Jati Setia (PJS) HPA

Status Marital                         : Menikah dengan istri : Leoni Arvia Firly, S.Si
                                                  Anak : - Annisa Raihanah Nurul Islam
-    Muhammad Khalid Ahzamul Islam
-    Muhammad Bilal Zahirul Islam

Facebook                                 : Firly Ramly Bandie
E-mail                                      : firly.ramly@gmail.com atau firlyramly_hpa@yahoo.com
Orang Tua tercinta                 : Drs. Moh. Ramly Bandy, SKM (alm)
                                                    & Dra. Hj. Asnah Ramly