Wednesday, June 22, 2011

My True Story ; Perjalanan Panjang

My True Story
Edisi lengkap ;
"Bukan hanya di Negeri Dongeng ; 
Kisah Sukses Pengusaha Muslim 60 Top Leader HPA"
Edisi 1, PJS Corps, Januari 2011
 



PERJALANAN PANJANG MENITI JALAN SUKSES HPA

Perjalanan panjang mengarungi samudera kehidupan, saya tempuh dengan banyak menjadi pembelajar dalam universitas kehidupan ini. Dimulai dari 29 tahun yang lalu, saya dilahirkan dari sebuah keluarga yang kuat dan taat dalam agama, dan sangat concern pada dunia akademik dan keilmuan. Hidup dari perpaduan dua unsur budaya Indonesia timur, hasil perkawinan dari seorang ayah bersuku Bugis dari tanah Luwu Sulawesi Selatan dan seorang ibu bersuku Ternate Maluku Utara. Tradisi akademik sangat kental dalam lingkungan keluarga, karena minat dan orientasi ayah pada keilmuan yang sangat besar. Hal inilah yang juga membuat kecenderungan saya pada dunia keilmuan sangat besar, dan memberikan banyak pengaruh dalam perjalanan hidup di kemudian hari. Saya dibesarkan sebagai seorang anak bungsu dari 4 bersaudara, dengan rentang waktu usia yang sangat jauh. Kakak pertama, Ir. Djenial Abdi Aslinuddin Ramly Bandy berbeda umur dengan saya 16 tahun, dengan kakak kedua, Any Perawaty Rafiuddin Ramly Bandy berjarak 15 tahun, dan dengan kakak ketiga, Muhammad Aly Ramly Bandy berselisih 11 tahun. Sehingga masa kecil saya, adalah masa tanpa teman di rumah, karena kakak-kakak yang berusia sudah besar dan memiliki dunianya sendiri. Namun, alhamdulillah saya memiliki banyak teman sejak kecil sampai sekarang, karena Allah swt memberikan kemampuan interaksi sosial yang baik pada saya sejak kecil.

Dibesarkan di sebuah lingkungan yang sangat dekat dengan dunia kesehatan dan medis, latar belakang ayah adalah seorang ahli gizi pasca sarjana jebolan FKM UI yang bertugas di Badan Litbang Pusat bagian Penyakit Menular dan Tidak Menular Departemen Kesehatan RI., dan buku-buku beliau tentang endemik sangat menarik minat saya sejak masih SD. Sedangkan ibu adalah praktisi kebidanan yang telah menjadi bidan senior dan bertugas di Biro Kontrasepsi BKKBN Pusat, cerita-cerita beliau tentang dunia persalinan dan kebidanan menjadi pengetahuan tambahan bagi saya sejak kecil. Saya pun, lahir dan besar di lingkungan Komp. Perumahan Dep.Kes.RI., sehingga minat saya pada dunia kesehatan khususnya medis sangatlah besar. Sejak kecil saya pun bercita-cita menjadi dokter, dan itu menjadi harapan besar ayah dan ibu (semoga Allah menyayangi keduanya).

Allah memberikan banyak kelebihan dan potensi pada diri saya sejak kecil, di antara 4 bersaudara, saya lah yang paling banyak mendapatkan prestasi khususnya dalam bidang akademik dan dunia keorganisasian. Hal ini pulalah yang mengantarkan saya pada perkenalan pertama kali dengan HPA dalam sebuah acara sosialisasi HPA bersama Bapak Muhammad Iwan dalam kegiatan Dauroh Awalan Aktifis Da’wah Kampus FMIPA Universitas Negeri Jakarta, yang kemudian dengan semangat ke-Islam-an dan kedekatan pada keilmuan yang saya pelajari, membuat saya saat itu menyatakan bergabung bersama HPA. Namun karena kurangnya pembinaan dan interaksi pada kegiatan HPA, juga sibuknya aktifitas kampus, membuat saya tidak begitu fokus dan tidak terlalu menggeluti HPA. Namun, menjelang akhir 2002 saya dipertemukan dengan salah seorang mantan menthor Rohis (Rohani Islam) saya saat di SMUN 1 Jakarta, yaitu Bang Maulana Gatot Apriyanto (semoga Allah menjaganya selalu) biasa saya sapa dengan Bang Gatot. Beliaulah yang mengajak saya kembali menekuni HPA, dan akhirnya di Ruang Audiovisual SMUN 1 Jakarta saya bersama kakak saya Djenial Ramly menyatakan komitmen bersama berjuang di HPA. Momen ini pula yang memperkenalkan saya pertama kali dengan Pak Erwin (semoga Allah menyayanginya) dalam program Arisan Sehat Keluarga (Arsega) yang menjadi andalan saat itu di jaringan beliau.

Seiring perjalanan waktu, saya mulai membangun jaringan kampus dan di masa-masa awal cukup signifikan pergerakannya. Hanya saja, karir organisasi saya di kampus terus meningkat sampai di tingkat nasional, seiring juga dengan terus meningkatnya beban akademik saya yang semakin mendekati masa kelulusan, membuat saya tidak terlalu fokus pada HPA. Namun saya tetap berinteraksi dan komitmen pada HPA (tidak pernah berhenti), sehingga rekan-rekan kampus mengidentikkan HPA dengan diri saya. Masa ini 2002 – 2004 adalah masa saya melatih komitmen bersama HPA, bagi saya saat itu (yang pada dasarnya tidak menyukai MLM), inilah satu-satunya untuk yang pertama, terakhir , dan selamanya saya masuk dan bergelut di dunia MLM. Disebabkan HPA memiliki kekhasan yang tidak saya temukan di tempat lain, yaitu ciri dan visi ke-Islam-annya dan kedalaman ilmu pengetahuan kedokterannya, yang menjadi pondasi dasar serta alasan terkuat saya bergabung bersama HPA sejak awal.

Alhamdulillah, saya dapat menyelesaikan semua amanah kampus hingga di tingkat universitas dan nasional dengan baik, berbarengan dengan kelulusan studi saya dengan prestasi gemilang, hanya dalam masa 4 tahun studi. Di malam menjelang sidang ujian skripsi, saya ditelepon oleh Pak Erwin yang meminta saya menjadi Dosen HHC (awal nama NHC). Saat itu, secara jujur saya tidak ada pikiran dan juga tidak termasuk dalam planning hidup saya untuk fokus di HPA pasca kampus, saya hanya akan tetap berkomitmen pada HPA, tapi tidak untuk menjadikannya tumpuan hidup (nafkah/rizki) saya. Sehingga saya katakan ke Pak Erwin nanti jawabannya setelah saya turun jabatan Sekjend IKAHIMKI (Ikatan Himpunan Mahasiswa Kimia Indonesia) di UNAIR Surabaya pada awal September 2004. Secara singkat, setelah berdiskusi panjang dengan kakak saya Djenial Ramly, dan Ibu saya, saya putuskan mengambil tantangan untuk membantu kakak saya mengembangkan HPA melalui NHC di Makassar. Keputusan ini sangat berat, karena saya akhirnya harus melepas peluang kerja di sebuah perusahaan Indonesia-Jerman PPLi sebagai R & D Laboratories, dan peluang menjadi Dosen di almamater saya, dan kesempatan mendapatkan beasiswa studi S2 Kimia di luar negeri. Sebuah keputusan, yang di minggu-minggu awal saya di Makassar membuat saya sempat menangis dan merasa telah salah mengambil keputusan. Namun hal ini, di saat itu tidak pernah saya ceritakan kepada siapa pun. Hingga akhirnya saya mengatakan, inilah jalan saya, jalan yang harus ditempuh.

Disertai semangat juang yang tinggi, bersama semua tim solid NHC Makassar generasi awal saat itu, HPA melalui NHC dapat meneguhkan dirinya di Kota Makassar, Takalar, Palopo, Sengkang, Soppeng, Sidrap, Mamuju (Sul-Bar) dan sekitarnya hanya dalam tempo kurang dari 7 bulan. Hanya saja saat itu, yang berkembang di Sulawesi hampir lebih dari 80% adalah cross line saya di bawah jaringan kakak saya Djenial Ramly. Sementara jaringan saya tidak terlalu berkembang, karena berbasis kampus, sementara saya pun lebih berkutat pada urusan manajemen NHC dan membantu jaringan lainnya (yang saat itu lebih berkembang pesat), dibandingkan pengembangan bisnis jaringan sendiri. Hingga akhirnya pada bulan Juli 2005 saya kembali ke Jakarta.

Pasca TFT NHC Bandung, saya memberanikan diri menyempurnakan separuh ad-diin, kemudian belajar bekerja di beberapa perusahaan, sambil terus mengembangkan jaringan saya yang ada di Jakarta, Bekasi, dan Lampung. Lampung sendiri saya buka ketika saya masih fokus di Makassar, dan untuk pembinaannya lebih banyak dibantu oleh kakak saya Djenial Ramly, terutama setelah saya mulai bekerja sebagai pegawai di beberapa perusahaan, karena terkait keterbatasan waktu yang ada. Sementara jaringan Jakarta dan Bekasi tetap saya yang jalankan pembinaannya, meskipun kurang optimal. Namun satu hal yang harus menjadi perhatian penting, bahwa saya tidak pernah berhenti menjalankan HPA dalam kondisi apapun.

Masa saya berinteraksi dengan HPA semakin hangat, ketika saya di tahun 2006 dipercaya untuk masuk menjadi Manajemen Al Wahida Learning Center (ALC) bersama tim ALC lainnya, hingga berakhir di Desember 2007. Di masa ALC inilah saya mengikuti perkembangan HPA secara intens, namun perkembangan jaringan HPA tidak terlalu pesat khususnya jaringan Jakarta, Bekasi, & Makassar. Sementara jaringan Lampung sangat pesat perkembangannya. Inilah yang akhirnya membuat saya, harus cukup terseok-seok mengimbangi laju perkembangan jaringan saya sendiri di Lampung. Dan membuat saya cukup termotivasi untuk menjaga izzah dan integritas diri saya.

Hingga akhirnya, tahun kejayaan itu pun datang, mulai dari M-Boom di tahun 2007, saya memulai dengan merubah frekuensi saya untuk benar-benar masuk menjadi frekuensi pebisnis, kemudian saya mengkonsolidasikan jaringan saya di Jakarta – Bekasi, dan mulai fokus pada kesuksesan HPA sejak PBC pertama, hingga Allah memberi keberkahan pada saya menutup tahun 2007 dengan menjadi Pengarah Jati di bulan Januari 2008, atas usaha dan kerja keras, dorongan dan bantuan luar biasa dari Ibu dan istri tercinta, juga dari up line terbaik sekaligus kakak saya Djenial Ramly, dan dukungan jaringan serta semua leader yang membantu saya. Tahun 2008 saya pastikan menjadi tahun awal kejayaan saya di HPA. Dan pada bulan Maret 2008 seiring dengan lahirnya jundi kedua, dan bersamaan menempati rumah baru, saya resmi menjadi PJS termuda di Indonesia dan Internasional. Buat saya ini keberkahan luar biasa yang tak terduga secepat itu. Dan rasa syukur semakin bertambah saat Allah memudahkan saya untuk dapat memiliki mobil hasil jerih payah sendiri yang dapat saya banggakan.

Perkataan yang saya selalu ulang dalam pikiran saya adalah, saya sejak masih sangat belia hingga masa kampus, mengukir banyak prestasi gemilang di bidang akademik, sosial, dan organisasi. Hidup saya penuh prestasi. Dan saya meyakini, masa pasca kampus (kehidupan yang nyata) juga adalah masa penuh prestasi. Saya meyakini diri saya memiliki talenta luar biasa, dan saya sangat meyakini, bahwa saya memang dilahirkan untuk menjadi pemimpin dan pemenang yang berprestasi. Tekad untuk membuktikan inilah yang menguatkan diri saya untuk sukses di MLM yang pertama, terakhir, dan selamanya buat saya. Azzam untuk mengangkat harga diri, martabat keluarga, dan hidup sejahtera penuh berkah yang menguatkan diri saya untuk bangkit dan membuktikan integritas diri saya sebagai pemenang. Dan satu hal yang pasti, bahwa saya tidak pernah berhenti menjalankan HPA dalam kondisi apapun.


Tulisan ini saya dedikasikan kepada ….
 Ibunda dan Ayahanda tercinta, yang karena bimbingannya, didikannya sejak kecil, dan doa yang tulus tiada pernah henti, semoga Allah swt memberikan kebahagiaan kepada keduanya hingga Syurga-Nya. Juga untuk Kakanda tercinta saya, Djenial Ramly, yang telah menjadi kawan dan teman perjuangan sejati, dalam merintis karir kesuksesan bersama di HPA, semoga Allah kuatkan ikatan persaudaraan ini hingga Jannah-Nya.

Dan buat seluruh TIM SOLID saya yang luar biasa, Ibu Neni Evaliansi dan Pak Hadin Atmawijaya, ukhti Novita Silvarina, akh Tommyda beserta istri, akh Chepy dan istri, ukhti Iyet, Ibu Mery Anas, Ibundanya Salsa yang sejak awal telah memberi dukungan luar biasa,  ukhti Salsa beserta seluruh Tim Mahasiswa UNJ, ukhti Santi Supratman, dr.Ummi Majidah beserta Tim Awal HPA dari FK UNHAS Makassar, ukhti Lina Nurlina dan akhi Awal Rahmat dan seluruh Tim HPA Pinrang Sulawesi Selatan, akhi Muliadi Ali, ukhti Nurhayati Abbas dan akh Feisa Medlar beserta keluarga dan seluruh Tim HPA Bekasi dan sekitarnya, akh Agus Kurniawan dan istri beserta seluruh Tim HPA Bekasi, Tegal, dan Purwakarta, akhi Windu dan istri, ukhti Suherlina dan Suami dan seluruh rekan Pejuang HPA jaringan saya di manapun Anda berada. Semoga kesuksesan untuk antum semua, dunia dan akhirat.

Juga, dengan penuh rasa ta’zhim dan ihtiram kepada Tim Leader cross line, yang telah berjuang berkolaborasi dan bersinergis bersama merintis karir di HPA. Untuk Kak Puji, Kak Indaria Suddin dan akh Imran Sam, Kak Sri, Bu Nini, Ani-Takalar, Pak Syafruddin, Pak Hasruddin, Pak H.Bahtiar beserta seluruh Tim Sengkang, Soppeng, Bone, Mamuju, Takalar dan Sulsel seluruhnya, untuk ukhti Anti dan Tim Palopo Sulsel, Bu Ratu Ira dan Kak Sudarmadi beserta Tim Bogor dan Banjarmasin, dan semua Tim Leader HPA yang telah ikut membantu rintisan karir saya di HPA. Rasa hormat dan bangga tiada terkira telah berkolaborasi dengan antum semua, meski kita berbeda jaringan.

Tiada lupa, juga untuk keluarga besar kami, yang telah memberikan bantuan spirit dan materiil. Untuk Tante Aisyah Bandie dan keluarganya, yang telah berkenan menjadikan rumahnya di Antang Makassar sebagai Markas dan Sekretariat HPA pertama dalam perjuangan di HPA, untuk Kak Ipa di Antang Makassar yang juga rumahnya jadi Markas HPA kedua, untuk Tante Muna dan keluarga di Makassar, yang juga berkenan menjadi rumah transit bagi kami untuk bermalam, dan seluruh keluarga besar, moga Allah swt membalas kebaikan tiada terkira ini, dengan nikmat keberkahan yang besar.

Dan yang paling special, untuk istri tercinta Leoni Arvia yang dengan penuh kesabaran, keikhlasan, dukungan, dan doa tiada henti, yang ikhlas menjadi pendamping dan madrasah pertama bagi anak-anak kami, Raihanah, Khalid, dan Bilal, dan insya Allah berikutnya menanti. Semoga Allah anugerahkan Syurga dan kebaikan melimpah di dunia-akhirat.

Kisah yang tertulis ini, tidak dapat menggambarkan segenap perasaan yang bergejolak, semangat yang membara, air mata dan keringat yang menetes, penderitaan yang dilewati, dan kebahagiaan yang dinikmati, dalam perjuangan bersama HPA dan teman-teman seperjuangan yang ikhlas berjuang bersama di jalan da’wah ini.


KUALIFIKASI DIRI


VISI 20 TAHUN
Menjadi professional bisnis multi talenta dan multi manfaat, dengan jaringan bisnis HPA minimal di Asia Tenggara, dengan kemampuan berzakat minimal Rp.100.000.000,- per bulan insya Allah

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
·       Kimia FMIPA Universitas Negeri Jakarta (UNJ),  Th. 2000 - 2004.
·       Ilmu Hama dan Penyakit Tanaman (HPT) FP Universitas Sriwijaya, Th. 1999 (tidak sampai selesai)
·       SMU Negeri 1 Jakarta, Th. 1996 - 1999.

PENGALAMAN ORGANISASI
·       Sekretaris Jenderal Ikatan Himpunan Mahasiswa Kimia Indonesia (IKAHIMKI) 2002 – 2004.
·       Sekretaris Jenderal BEM UNJ 2004.
·       Kepala Departemen Pendidikan dan Sains BEM FMIPA UNJ, 2002 – 2003
·       Ketua Umum BEM Jurusan Kimia FMIPA UNJ, 2001 – 2002.
·       Ketua Dewan Tanfidziyah Majelis Koordinasi Da’wah (MADINAH) SMUN 1 Jakarta, 2000 - 2001
·       Kepala Departemen Kaderisasi Badan Wakaf & Pengkajian Islam (BWPI) FP Unsri, 1999
·       Ketua Umum Rohani Islam SMUN 1 Jakarta, 1997 – 1999.
·       Ketua Remaja Islam Masjid Nurusysyifa’ Dep.Kes. Jakut, 1996 – 1998.
·       Dll, dalam banyak aktifitas keorganisasian dan kemasyarakatan.

KARAKTER DIRI
·       Memiliki kemampuan leadership yang kuat dan efektif.
·       Dapat bekerja dalam satu tim yang solid dan bervisi.
·       Bekerja secara sistematis dan terencana.
·       Memiliki kemampuan manajerial yang cakap.
·       Memiliki kemampuan adaptasi yang cepat, dan mampu belajar cepat.
·       Memiliki keinginan kuat untuk selalu menjadi yang terbaik dan terdepan.

MOTTO HIDUP
·       Hidup dalam kemuliaan Islam, dan mati meraih gelar syuhada (‘isy kariman aumut syahidan)
·       Saya memang dilahirkan sebagai PEMIMPIN dan PEMENANG ...!!!


IDENTITAS PRIBADI

Nama Lengkap                        : Zulchaidir Berliana Firly Ramly Bandie, S.Si
Nama Panggilan                      : Firly.
Tempat, tanggal lahir              : Jakarta, 5 September 1981
Kepangkatan di HPA               : Pengarah Jati Emas (PJE),
                                                  & Pengarah Jati Setia (PJS) HPA

Status Marital                         : Menikah dengan istri : Leoni Arvia Firly, S.Si
                                                  Anak : - Annisa Raihanah Nurul Islam
-    Muhammad Khalid Ahzamul Islam
-    Muhammad Bilal Zahirul Islam

Facebook                                 : Firly Ramly Bandie
E-mail                                      : firly.ramly@gmail.com atau firlyramly_hpa@yahoo.com
Orang Tua tercinta                 : Drs. Moh. Ramly Bandy, SKM (alm)
                                                    & Dra. Hj. Asnah Ramly

No comments:

Post a Comment